SMPN 1 Pailangga fokus pada penciptaan Pengalaman yang melampaui batas kelas. Program utama mereka adalah Berkunjung dan Mengasihi ke berbagai komunitas rentan. Tujuan Latihan ini adalah membentuk Nilai Luhur dan Kecerdasan Moral siswa melalui interaksi nyata dengan masyarakat.
Berkunjung dan Mengasihi sebagai Pembelajaran Emosional
Setiap kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo adalah Pembelajaran Emosional yang mendalam. Siswa berinteraksi, mendengarkan cerita, dan berbagi tawa. Momen-momen ini mengajarkan Kasih Tiada Batas dan Perhatian Sesama. Hal ini jauh lebih berkesan daripada teori apa pun.
Refleksi Diri Setelah Menghadapi Realitas Kehidupan
Setelah kunjungan, siswa diwajibkan melakukan Refleksi Diri. Mereka menulis jurnal tentang apa yang mereka lihat, rasakan, dan pelajari. Praktik ini menguatkan Daya Rasa Diri dan Empati Siswa. Pengalaman ini membantu mereka menghargai Keseimbangan Hidup yang mereka miliki.
Membangun Hubungan Positif dengan Komunitas Lokal
Berkunjung dan Mengasihi secara rutin ini membangun Hubungan Positif yang berkelanjutan dengan komunitas lokal. SMPN 1 Pailangga tidak hanya memberi bantuan sesaat. Mereka membangun ikatan emosional. Keterlibatan Komunitas ini menjadi Tradisi Kebaikan sekolah yang terus dipelihara.
Pengalaman Berharga dari Kisah Musibah dan Ketangguhan
Siswa sering mendengar kisah Musibah dan ketangguhan dari orang-orang yang mereka kunjungi. Pengalaman ini menumbuhkan Respek Diri dan mental baja. Mereka belajar bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup. Hal ini memotivasi mereka untuk menjadi individu yang lebih kuat dan bersyukur.
Pembelajaran Emosional yang Memperkuat Keterampilan Sosial
Program Pembelajaran Emosional ini juga memperkuat Keterampilan Sosial siswa. Mereka belajar berkomunikasi dengan berbagai usia dan latar belakang. Praktik Tata Krama dan Budaya Respek menjadi lebih alami saat berinteraksi dalam situasi yang penuh kehangatan.
Refleksi Diri untuk Menghindari Judgmental
Kegiatan Refleksi Diri membantu siswa menjauhi sikap menghakimi (judgemental). Mereka dilatih melihat Isu-Isu Sosial dengan Mata yang penuh pengertian. Ini adalah DNA Pembiasaan Positif yang ingin ditanamkan sekolah, menciptakan Oase Suasana Rukun di antara perbedaan.
