Bumi dan struktur lapisannya adalah subjek yang menarik sekaligus kompleks dalam ilmu geologi. Planet tempat kita hidup ini bukanlah sebuah bola padat homogen, melainkan tersusun atas beberapa lapisan konsentris yang memiliki karakteristik unik. Memahami Bumi dan struktur lapisannya membantu kita menjelaskan fenomena geologis seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan pergerakan benua yang terjadi di permukaan.
Secara umum, ada tiga lapisan utama yang membentuk Bumi dan struktur lapisannya: kerak bumi, mantel, dan inti. Setiap lapisan memiliki komposisi kimia, suhu, dan tekanan yang berbeda, memengaruhi bagaimana energi dan material bergerak di dalamnya. Perjalanan ke inti bumi secara imajiner akan mengungkapkan perubahan drastis di setiap lapisan.
Kerak Bumi: Lapisan Terluar
Kerak bumi adalah lapisan terluar dan paling tipis dari planet kita. Ketebalannya bervariasi, dari sekitar 5 kilometer di bawah samudra (kerak samudra) hingga 70 kilometer di bawah benua (kerak benua). Kerak bumi tersusun sebagian besar dari batuan padat, seperti granit dan basal, dan merupakan tempat kita hidup serta tempat terjadinya sebagian besar aktivitas geologis yang kita rasakan.
Meskipun terlihat stabil, kerak bumi sebenarnya terpecah menjadi lempeng-lempeng tektonik raksasa yang terus bergerak. Pergerakan lempeng inilah yang menyebabkan gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Studi tentang kerak bumi adalah bagian penting dari memahami Bumi dan struktur lapisannya secara keseluruhan.
Mantel Bumi: Lapisan Tengah yang Dinamis
Di bawah kerak bumi terdapat mantel, lapisan terbesar dari Bumi dan struktur lapisannya, membentang hingga kedalaman sekitar 2.900 kilometer. Mantel tersusun dari batuan silikat yang kaya akan besi dan magnesium. Meskipun sebagian besar mantel berbentuk padat, suhu dan tekanan ekstrem di sana membuat batuan berperilaku plastis dan dapat mengalir perlahan, seperti adonan kental.
Pergerakan konveksi di dalam mantel – di mana material panas naik dan material dingin turun – adalah pendorong utama pergerakan lempeng tektonik di atasnya. Proses ini sangat lambat, namun memiliki dampak besar pada pembentukan pegunungan, lembah retakan, dan distribusi daratan di bumi.